Selamat Tinggal Maple

Tak ada pisah dalam harap Tanyalah pada malam yang gelap.

Wajah wajah Kamuflase

Tak terlihat nyatanya Namun ada seribu rupa.

Tema 3 Kegiatanku

Kegiatan pagi, siang, dan malam hari.

Selasa, 18 Oktober 2022

 

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4

 

1.      Kesimpulan mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan  sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak,  serta Visi Guru Penggerak. 

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sebuah proses menuntun dan mengembangkan kodrat yang dimiliki oleh anak agar anak mampu mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidikan adalah sebuah tuntunan dalam hidup dan tumbuh kembang anak. Pengembangan budaya positif dapat menumbuhkan motivasi instrinsik dalam diri anak untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur serta akhlak mulia. Budaya positif disekolah adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan,dan kebiasaan - kebiasaan di sekolah yang berpihak pada siswa. Pengembangan budaya positif di sekolah ditujukan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai positif yang diyakini bersama.

Dalam menciptakan budaya positif ini, guru perlu memahami konsep disiplin positif, nilai-nilai kebajikan, motivasi prilaku manusia, perbedaan antara hukuman, penghargaan dan restitusi, menyusun keyakinan kelas, memahami adanya kebutuhan dasar manusia, menentukan posisi kontrol, serta langkah penerapan restitusi. Dengan terciptanyanya budaya positif maka tugas guru dalam menuntun anak akan berjalan dengan baik karena suasana positif yang ada akan mendukung siswa untuk dapat berkembang sesuai dengat kodratnya.

 

2.      Refleksi dari pemahaman a atas Modul Budaya Positif

a.      Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol,  teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Budaya positif akan menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi seluruh warga sekolah. Untuk itu, guru perlu memahami konsep disiplin positif dimana kita sebagai guru perlu menumbuhkan motivasi intrinsik di dalam diri anak. Sebagaimana kita ketahui bahwa terdapat 3 motivasi dari prilaku manusia yaitu:

1)       Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman

2)      Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain.

3)      Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.

Tujuan dari disiplin positif adalah menanamkan motivasi yang ketiga pada murid-murid kita yaitu untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Ketika murid-murid kita memiliki motivasi tersebut, mereka telah memiliki motivasi intrinsik yang berdampak jangka panjang, motivasi yang tidak akan terpengaruh pada adanya hukuman atau hadiah. Mereka akan tetap berperilaku baik dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka hargai.

Untuk menanamkan motivasi yang ketiga, guru perlu memahami posisi kontrol dan menentukan posisi kontrol yang tepat dalam menghadapi anak. Posisi kontrol tersebut yaitu:

1)      Penghukum: Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal.

2)  Pembuat Merasa Bersalah: pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri.

3)  Teman: Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi.

4)   Pemantau: Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi.

5) Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri.

Tujuan akhir dari 5 posisi kontrol seorang guru adalah pencapaian posisi Manajer, di mana di posisi inilah murid dapat menjadi pribadi yang mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab atas segala perilaku dan sikapnya, yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang positif, nyaman, dan aman.  Posisi yang kelima merupakan posisi untuk menerapkan restitusi, bukan hukuman ataupun konsekuensi. Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk memperbaiki kesalahannya. Terdapat 3 langkah-langkah restitusi yaitu:

1)      Menstabilkan identitas

2)      Validasi tindakan yang salah

3)      Menanyakan keyakinan

 b.      Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Perubahan cara berpikir dalam menciptakan budaya positif adalah pemberian hukuman dan penghargaan ternyata hanya menimbulkan motivasi ekstrinsik siswa saja. Jika hukuman ataupun penghargaan tidak diberikan lagi maka prilaku tersebut bisa hilang. Untuk menanamkan motivasi intrinsil yang muncul di dalam diri anak adalah dengan menggunakan restitusi, dimana kita sebagai guru memberikan kesempatan kepada anak untuk memperbaiki kesalahannya.

 c.       Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?

Pengalaman dalam penerapan konsep budaya positif adalah menerapkan posisi kontrol sebagai manajer, dimana guru menggunakan bahasa yang tidak menghakimi, nada yang wajar, serta membantu siswa untuk memperbaiki kesalahannya. Guru membantu siswa untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapinya.  

 d.      Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?

Saya merasa sangat senang karena dapat menghadapi anak dengan tenang. Emosi akan merusak suasana hati saya dan siswa. Siswa pun akan belajar dari kesalahannya dan belajar dari cara guru menghadapinya. Ini akan menjadi bekal di dalam kehidupannya.

 e.       Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Penerapan konsep yang sudah baik adalah penerapan langkah-langkah restitusi. Penerapan tiga langkah restitusi sangat membawa dampak positif ke dalam diri siswa. Anak yang sebelumnya berada dalam emosi yang tidak stabil bisa menjadi lebih tenang dalam menyelesaikan masalahnya. Begitu juga dengan guru dapat lebih tenang dalam menghadapi masalah siswa. Hal yang perlu diperbaiki adalah mengontrol pemberian hukuman dan penghargaan karena hal ini sudah biasa dilakukan.

f.        Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini,  posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya? 

Sebelum mempelajari modul ini, posisi kontrol yang biasa digunakan adalah posisi pembuat merasa merasa bersalah. Siswa akan merasa bersalah dan saya berharap ia tidak akan mengulanginya kembali. Penerapan posisi ini akan membuat anak merasa rendah diri karena trus menerus merasa gagal membahagiakan orang lain. Setelah mempelajari modul ini, posisi yang digunakan adalah manajer. Perasaan saya menjadi lebih tenang dalam menghadapi masalah siswa, emosi menjadi lebih stabil. Begitu juga dengan siswa, saat ada masalah sudah tentu perasaan dan emosinya menjadi tidak stabil, maka guru perlu menstabilkan emosinya terlebih dahulu, kemudian bersama-sama menemukan cara untuk memperbaiki kesalahannya.

 g.      Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?

Sebelum mempelajari modul ini, saya sudah pernah melakukan ketiga langkah ini dalam suatu kasus. Namun banyak dilain kesempatan saya hanya melakukan satu atau dua langkah saja. Langkah pertama yaitu menstabilkan identitas, disini saya membuat siswa merasa lebih tenang dengan meredam emosi siswa serta menggunakan nada bicara yang wajar. Selanjutnya langkah yang kedua yaitu validasi tindakan yang salah dengan mengkonfirmasi kesalahan yang telah dilakukan siswa. Selanjutnya langkah yang ketiga adalah menanyakan keyakinan serta cara yang dapat digunakan untuk kembali kepada keyakinan kelas.

h.      Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Hal-hal lain yang penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah adalah pemberian keteladanan kepada siswa. Siswa akan sangat mudah dalam meniru prilaku orang yang diamatinya. Dengan adanya teladan baik yang dapat dicontohnya maka akan sangat mudah bagi siswa untuk mengambil nilai positif dan mencobakannya juga.